Sabtu, 12 September 2020

Manusia Tidak Diperjualbelikan (Matius 27:1-10)

Sangat menarik ketika uang yang didapatkan Yudas untuk menyerahkan Yesus dikembalikannya lagi kepada imam-imam kepala. Ini tentu akan mengantarkan kita ke dalam dua penjelasan, yaitu 

“Mengapa Yudas mengembalikan uang itu?”, dan, “Mengapa para imam menolaknya?” Di dalam Alkitab, kita untuk hal yang pertama diberitahu kalau Yudas telah menyesal karena menyerahkan Dia, pihak yang tidak bersalah (ay.3-4a). Dan, para imam menolak uang yang dikembalikan Yudas karena mereka merasa itu bukan tanggung jawab mereka, tidak dari pihak Yudas sendirilah (ay.4b).

Yudas di dalam rasa penyesalannya dan pihak yang tertuduh di dalam penyebab kematian Yesus kemudian melemparkan uang itu ke Bait Suci dan mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung dirinya (ay.5). Pihak para imam tetap tidak mau menerima uang darah itu. Mereka melakukan kebijaksanaan bahwa uang darah itu digunakan  untuk menjadi pekuburan orang asing, dan menyebutnya tanah tukang periuk (ay.6-8).

Bisalah kita tarik satu simpulan sederhana, kalau uang darah itu menyebabkan rasa penyesalan Yudas dan membuat ia dengan para imam kepala saling melemparkan tanggung jawab perihal kematian Yesus. Bukankah demikian manusia ketika ditemukan Tuhan Allah saat melakukan dosa, yaitu memakan buah penngetahuan? Manusia menyesal dan saling melemparkan tanggung jawab?

Uang darah adalah hasil dari perbuatan dosa, karena dihasilkan berdasarkan kesepakatan membunuh seseorang. Seolah nyawa Yesus ditentukan dari kesepakatan jual-beli antara para imam kepala dengan Yudas. Apakah hal ini membuat Yesus dengan kuasa Allah di dalamnya takluk pada kuasa manusia dengan dosa di dalamnya? Sekali-kali tidak! Dalam konteks Yudas dan para imam yang menyingkirkan Yesus ini, hal itu menjadi suatu penggenapan akan nubuatan nabi Yeremia pada bangsa Israel (ay.9-10, 1-2).

Firman Tuhan di Minggu-13 Set.Trinitatis ini mengajak kita berefleksi bahwa manusia tidak berkuasa atas nyawa seseorang. Sehingga, perencanaan menghabisi nyawa seseorang dengan alasan apapun itu adalah tindakan dosa. Seperti penembakan seorang pengusaha baru-baru ini di Royal Gading Square yang dilatarbelakangi rasa sakit hati dengan membayarkan nyawanya seharga Rp.200.000.000,- kepada eksekutor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar