Jumat, 16 November 2012

Lepaskanlah...!!!



Salah satu lagu Kristen yang populer di dunia adalah "It Is Well with My Soul". Ada banyak versi cerita mengenai latar belakang tercetusnya lagu tersebut. Saya akan mencoba merangkumkan berbagai versi itu dalam satu tulisan. Menurut kisah yang beredar, lagu "It Is Well with My Soul" tercipta berdasarkan pengalaman traumatis yang dialami oleh Horatio Spafford, di mana dia adalah seorang praktisi hukum sekaligus pengajar di kota Chicago. Di tengah aktivitasnya yang padat dalam pekerjaan, Spafford memilih untuk menjadi seorang penatua di gereja presbitarian. Spafford memiliki isteri yang bernama Anna, di mana mereka dikaruniakan empat orang anak. Pada saat liburan tiba, tepatnya bulan November 1873, Spafford dan keluarga ingin berlibur ke Eropa (banyak tulisan yang mengacu Inggris sebagai negara tujuan mereka). Di tengah rencana tersebut, Sapfford mengubah sedikit rencana liburan keluarganya. Dia memutuskan untuk berangkat belakangan karena kepentingan bisnis investasi properti yang harus dikerjakannya. Spafford memang perlu mendapatkan banyak uang, mengingat krisis ekonomi perusahaannya tahun 1873 akibat kebakaran besar.

Isteri dan keempat anak Spafford berangkat dengan menggunakan transportasi kapal laut, Ville de Havre. Memasuki wilayah Eropa, kabut tebal menyelimuti wilayah tersebut sehingga kapal Ville de Havre bertabrakan dengan kapal lainnya. Dari 226 penumpang yang ada, diberitakan korban selamat ada 87 orang, di antaranya Anne, isteri Spafford. Sedangkan keempat anak mereka meninggal dunia tenggelam di samudera dalam. Anna langsung mengirimkan telegram, yang saat ini isinya diketahui "selamat sendirian". Menerima kabar itu, Spafford begitu terpukul. Sembari menatap lautan luas, dia membayangkan kalau keempat anaknya tengah bermain di antara gelombang-gelombang laut. Dengan ketabahan yang dimiliki, Spafford menuliskan kalimat "When peace like a river, attendeth my way. When sorrows like sea billows roll, whatever my lot, Thou hast taught me to know, It is well with my soul" (terjemahan: ketika damai itu seperti suatu sungai yang mengalir dalam perjalananku, ketika penderitaanku layaknya gulungan ombak di lautan, entah bagaimanapun nasibku, Kau telah mengajarkanku untuk memahami, semuanya baik untuk jiwaku)

Hal yang menarik dari penderitaan yang dialami oleh Spafford adalah ketika diperhadapkan dengan kondisi terburuk, dia menggawali pernyataannya dengan kalimat "bila damai seperti suatu sungai...". Di sini terlihat betapa luar biasanya pengakuan dari Spafford, di mana dia masih dapat mengatakan hatinya damai seperti sungai. Tidak seperti kebanyakan manusia, ketika mendapatkan hal terburuk dalam hidup, yang keluar adalah kata-kata hujatan dan keluh kesah. Keyakinan Spafford ditutup dengan pernyataan pengalaman spritualitasnya, "Kau telah mengajarkanku untuk memahami semuanya baik untuk jiwaku". Tentu pernyataan spirtual Spafford ini memiliki makna mendalam. Kalimat itu tentu diilhami oleh Spafford akan pengalaman Ayub yang ditimpa bencana maha dahsyat, namun tetap ikhlas dan tulus. Dalam pendekatan psikologi pastoral, apa yang dilakukan oleh Spafford adalah berdamai dengan permasalahannya. Berdamai dengan masalah itu sangat rumit, karena harus rela melepaskan apa yang telah kita miliki dan kita cintai sekian lamanya. Satu kata yang dapat kita pelajari dalam cerita ini saat diperhadapkan dengan masalah yang sangat besar adalah Lepaskahlah!