1. Bagaimana sebagian perbedaan etik seperti etik agama-agama menjadi suatu global etik?
Jawab : Pertama-tama, harus dipahami bahwa Etika berbeda dengan Etik. Etik berarti sikap moral manusia yang mendasar, sedang etika menunjuk pada teori sikap moral, nilai dan norma moral secara filosofis, atau teologis. Perbedaan etik global agama-agama dapat menjadi suatu global etik dikarenakan adanya ada pengalaman historis yang menunjukkan bahwa bumi tidak bisa diubah menjadi lebih baik jika tidak ada kesadaran transformasi kesadaran para individu maupun kehidupan publik. Oleh karena itu adalah tugas khusus agama-agama untuk selalu menjaga rasa tanggung jawab dan memperkuat serta mewariskannya kepada generasi yang akan datang. Selain itu, salah satu yang terkandung dalam nilai deklarasi tentang etik global adalah bagi orang yang bermotivasi religius, sebuah etik akan berkaitan dengan kepercayaan yang cukup rasional (trust) kepada realitas ultim yang suprim, tidak peduli apa nama yang akan diberikan kepada realitas tersebut, dan tidak peduli apa pun pertikaian yang terjadi tentang hakikatnya di antara agama-agama yang berbeda.
2. Mengapa dunia kita saat ini membutuhkan suatu bentuk etik global?
Jawab : Dunia kita saat ini membutuhkan suatu bentuk etik global karena dunia kita sedang mengalami krisis fundamental, yaitu : krisis ekonomi, global dan politik yang terjadi secara global. Tidak adanya visi dasar, kacaunya persoalan yang tak terpecahkan, kelumpuhan politik, kepemimpinan politik yang lemah dengan sedikit pandangan ke depan, serta minimnya nilai rasa untuk kesejahteraan berasama nampaknya telah merata. Dalam situasi global yang dramatis seperti itu, umat manusia memerlukan visi tentang kehidupan bersama secara damai, tentang kebersamaan di antara berbagai kelompok agama dan wilayah yang berbeda bagi perawatan bumi. Berdasarkan pada pengalaman tersebut, telah dapat dipelajari bahwa hak asasi tanpa moralitas tidak akan bertahan lama, dan bahwa tidak akan ada tatanan global yang lebih baik tanpa etik global.
3. Bagaimana etik global memainkan perannya dalam menanggulangi konflik yang ada di sekitar dunia?
Jawab : Etik global memainkan peranannya dalam menanggulangi konflik yang ada di sekitar dunia adalah dengan cara menuntut bahwa setiap manusia harus diperlakukan secara manusiawi. Setiap manusia harus mengenakan pakaian kemanusiaan yang murni, untuk melakukan kebaikan dan menolak kejahatan. Mengapa? Karena salah satu tujuan etik global adalah menjelaskan apa makna yang dia maksud, serta mengingatkan adanya suatu norma yang tidak bisa diganggu gugat dan berlaku universal. Dalam empat petunjuk yang tidak dapat dibatalkan, di bagian komitmen pada budaya non-kekerasan dan hormat pada kehidupan, tercantum bahwa di mana pun ada manusia, di situ ada konflik. Untuk itu, tidak ada peluang untuk kehidupan bagi manusia tanpa perdamaian global.
KESIMPULAN :
Sebenarnya Hans Kung berharap nama yang diberikan adalah Deklarasi ke Arah Etik Global, bukannya Etika Global . Dari sinilah pertama muncul salah pahamnya penggunaan istilah. Akan tetapi, pilihan kata pada akhirnya tidaklah menentukan, karena yang terpenting adalah pokok persoalannya, bukan nama. Secara pribadi, saya melihat konsentrasi dari etik global ini ada pada nilai kemanusiaannya, walaupun Hans Kung berkata bukan terkait dengan Hak Asasi Manusia saja, tetapi sering dilupakannya nilai Hak Asasi Manusia itu sendiri.
Kesadaran sangat dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan di bumi yang lebih baik. Elemen agama sangat mempengaruhi perdamaian antar bangsa, untuk itu harus diakui kecemerlangan pemikiran Hans Kung untuk merumuskan bahwa tidak ada perdamaian bangsa-bangsa, jika tidak ada perdamaian agama. Ini harus disadari oleh setiap pemeluk agama, bahwa fundamentalisme agama tersebut membuat buruk kehidupan di dunia ini. Untuk realitas Indonesia, hal ini dapat berlaku karena tidak jauh konteks kehidupan beragama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan konteks kehidupan beragama bangsa-bangsa yang ada di dunia. Etik global sangat berfaedah dalam konteks Indonesia, bilamana ada komitmen berjalan bersama dalam hal membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik. Akan tetapi, etik global menjadi tidak berfaedah ketika dia dipahami untuk menyatukan agama secara dokrinal maupun agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar