Sabtu, 11 Mei 2019

Mengenang C.Pdt.Melinda Zedemi

Sumber : FB C.Pdt.Melinda Zedemi


Tugas seorang pendeta itu penuh dengan risiko. Ia tidak pernah dan tak akan pernah menolak tugas panggilan pelayanannya, seberat apapun medannya. Itu sumpah setia panggilan seorang pendeta pada Tuhan di dalam dirinya yang tak tertulis.
Kami di lapangan sangat riskan. Tidak peduli subuh buta, pagi, siang, malam, tengah malam, kami harus siap kapan pun ada tugas panggilan penatalayanan. Kekerasan bukan jalan hidup kami, karena kami tidak akan pernah membalaskan kejahatan. Nasehat dan doa utamanya dikedepankan di dalam menghadapi persoalan.
Terlebih, para pendeta perempuan yang dua kali lebih riskan di medan pelayanan. Mereka sering ditolak oleh warga jemaat yang berwawasan patriakhal, yang melihat sosok perempuan tidak cocok menjadi pemimpin di gereja.
Tak jarang, pendeta perempuan di medan pelayanan mendapatkan pelecehan seksual, baik secara perkataan maupun tindakan. Puncaknya, kasus pembunuhan dan dugaan pemerkosaan yang dialami oleh ibu C.Pdt.Melinda Zedemi ketika berada di medan pelayanan.
Saya secara pribadi sangat salut apabila ada seorang perempuan yang memberikan dirinya untuk menjadi pewarta Kabar Sukacita. Selamat jalan Ibu C.Pdt.Melinda Zedemi. Tuhan Yesus, Sang Kepala Gereja, menyambutmu di pintu keabadian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar