Kamis, 02 Desember 2010

Pembangunan Berbasis Masyarakat sebagai Salah Satu Pilihan


Berbicara mengenai pembangunan berbasis masyarakat, maka sebenarnya secara tidak langsung berbicara mengenai pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development). Hal ini dapat terjadi karena kata masyarakat di situ bukanlah hanya sebagai suatu institusi sosial, tetapi juga sebagai manusia yang merupakan individu dalam masyarakat. Tujuan pembangunan sosial menurut pandangan UN-ESCAP pada dasarnya adalah pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Berdasarkan tujuan tersebut, UN-ESCAP melihat bahwa penekanan dari pembangunan sosial pada dasarnya adalah pembangunan yang berpusat pada manusia, sehingga terlihat kesamaan pola gerak dari pembangunan sosial dan pembangunan yang berupusat pada manusia, yaitu pada upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menfokuskan pada pemberdayaan dan pembangunan manusia itu sendiri (Adi, 2008 : 66)
Secara umum, banyak negara yang melihat people centered development berbeda dengan sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Menurut Korten, people centered development adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemakmuran manusia, meningkatkan keadilan serta berkesinambungan. Pemikiran yang mendominasi paradigma ini adalah pembangunan yang memerhatikan keseimbangan ekologi manusia. Sedangkan menurut World Commision on Environment and Development / Bruntland Commission, 1987, Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut hemat penulis, mengapa pembangunan berpusat pada manusia dan pembangunan berkelanjutan penting dalam pembangunan masyarakat adalah karena pada dasarnya peran individu penting dalam suatu komunitas maupun lingkungannya. Peran individu dalam masyarakat terkait pembangunan sosial sangat diperlukan untuk menciptakan tatanan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik lagi. Pertumbuhan kesejahteraan masyarakat juga harus sejalan dengan pelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
Mengingat peran individu menentukan dalam komunitas maupun lingkungannya, maka diperlukan pemberdayaan dan partisipasi untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang dituju. Payne (1997:266) dalam Adi mengemukakan, pada intinya pernberdayaan bertujuan untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Shardlow (1998 : 32) dalam Adi melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai kemampuannya.
Dalam hal partisipasi, ada banyak hal definisi tentang partisipasi. Oleh karena itu, Mikkelsen (2005 : 54) dalam Adi mengatakan, partisipasi sesungguhnya berasal dari masyarakat dan dikelola oleh masyarakat itu sendiri, ia adalah tujuan dalam suatu proses demokrasi. Lebih lanjut, Mikkelsen mengutip Chambers (2002) yang melihat istilah partisipasi sering digunakan dalam tiga bentuk, yaitu : pertama, partisipasi sebagai label domestik : agar terlihat lebih cantik sehingga lembaga donor ataupun pemerintah mau membiayai proyek tersebut; kedua, partisipasi menggambarkan coopting practice : memobilisasi tenaga-tenaga di tingkat lokal dan mengurangi pembiayaan proyek; ketiga, partisipasi digunakan untuk menggambarkan proses pemberdayaan : memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah mereka, memikirkan cara mengatasinya, percaya diri dalam mengatasi masalah dan dapat mengambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan masalah mereka.
Dari gambaran mengenai pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, maka terlihat dengan jelas bagaimana pembangunan berbasis masyarakat berupaya memaksimalkan peran individu-individu dalam masyarakat guna mengangkat kehidupan mereka sendiri. Hal ini sangat penting, karena kesejahteraan masyarakat tidak dapat dicapai jikalau hanya bergantung pada pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah saja, masyarakat juga harus terlibat aktif di dalam usaha pembangunan yang dilakukan. Dari hal-hal yang telah disampaikan tadi, menurut hemat penulis, keunggulan pembangunan berbasis masyarakat adalah adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya partisipasi mereka di dalam pembangunan. Kesadaran merupakan kunci utama dari suatu tindakan yang sistematis dan rasional yang dilakukan oleh masyarakat. Setidaknya dari kesadaran ini dapat terbentuk konsep pemikiran masyarakat mengenai hak asasi, terkait keadilan dan kepastian hukum dalam proses pembangunan yang tengah berlangsung. Selain itu, kesadaran juga membuat masyarakat memahami karakteristik mereka seperti apa, terkait geografis daerah lingkungan mereka, agar teknologi yang diberdayakan kepada masyarakat menjadi tepat guna. Hasil yang diharapkan selain kesejahteraan masyarakat yang dituju berhasil, tentunya pelestarian lingkungan ekologi juga terjaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar