Selasa, 20 Agustus 2019

Refleksi Rumah Tangga


Foto Awal Pacaran di Tahun 2016

Istriku mengirimkanku foto saat awalkami pacaran dulu (tahun 2016). Istriku cerita kalau sebelum menikah memang ia soal berat badan sangat benar-benar dijaga
Setelah menikah dan memiliki anak, bentuk badannya kini sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Ia pun bertanya, "Kalau bertambah besar istrimu ini, apakah kamu tetap sayang?"
Aku yang sementara LDR-an dengan istriku karena nasehat dokter hanya senyum akan pertanyaan itu. Istriku ini belum paham bahwa aku ini sudah selesai dengan soal "ukuran dunia".
Aku tidak peduli merk barang, pakaian, perhiasan, bahkan bentuk tubuh. Karena, kualitas hidup datang dari diri sendiri dalam memberikan makna atas apa itu hidup.
Aku menjawab, "Semakin bertambah bentuk fisikmu, semakin bertambah pula cintaku padamu".
Bagiku, suami yang mencintai istrinya karena soal bentuk badan adalah suami yang tidak sepenuh hati mengasihi istrinya.
Begitu pula istri yang mengasihi suaminya hanya karena penghasilan yang berlimpah adalah itu pasti cinta yang palsu.
Kehidupan rumah tangga itu sangat rumit. Ada banyak tantangan dan masalahnya. Rumah tangga tidak akan dapat bertahan menghadapi semua itu bila hanya mengandalkan bentuk tubuh dan harta berlimpah.
Rumah tangga dapat bertahan jika mereka memiliki visi yang sama, walaupun dengan ekspresi cara yang berbeda-beda.
Sebagai rumah tangga Kristen, visi kami hanya satu, yaitu tidak boleh menyimpang dari firman-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar