Selasa, 20 Agustus 2019

Humor, Gus Dur, dan Salib (Refleksi Hari Merdeka-74 Tahun NKRI)






Paus Fransiskus
Gus Dur adalah ulama Muslim yang sangat dihormati oleh kalangan umat Kristen dan Katolik. Humornya bersifat universal, kaya makna, dan menghibur bangsa ini yang kurang tawa.
Suatu kali, Gus Dur berada di masjid dekat rumahnya, Al-Munawwaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Hari semakin larut, Gus Dur tetap berada di sana. Kang Maman datang dan mengajak Gus Dur bercerita yang lucu-lucu. Maklum, Gus Dur adalah sosok/figur yang humoris.
Anehnya, Gus Dur saat itu lebih banyak diamnya. Karena itu, Kang Maman mencoba untuk membahas fenomena serius. Kang Maman bertanya tentang fenomena saat itu di mana ada Ikan Mas yang memiliki sirip berbentuk Salib.
Sebagai informasi, Indonesia saat itu di tahun 2008 sedang gempar berita tentang ditemukannya Ikan Mas di Cirebon (Jabar) yang bentuk siripnya menyerupai Salib. Oleh beberapa kalangan teman Muslim, hal ini rupanya dikhawatirkan dapat menggucang iman. Belum lagi fenomena Ponari yang masih awet diingatkan kita.
Pertanyaan Kang Maman ini juga ternyata merupakan pertanyaan dari banyak kalangan pada Gus Dur.
Seperti biasa, Gus Dur dengan santai menjawab, "Itu biasa saja (Ikan Mas bersirip Salib).
Kang Maman dan orang yang ada di sekitarnya menjadi bingung. "Lho, koq biasa itu, Gus?"
Gus Dur pun menjelaskan, "Biasa lha, karena PAUS itu khan Induk dari segala Ikan?" ðŸ˜‚😂😂😂😂😂
(*Paus adalah Pemimpin tertinggi dalam hierarki umat Katolik)
Semua orang pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari Gus Dur.
Sumber cerita: Adaptasi dari www.nu.or.id (tanggal 13 Oktober 2017)
Refleksi:
Gus Dur melalui humornya saya pikir tidak ada niat mau merendahkan Salib atau Paus. Tapi, ia mau mengatakan hal-hal sensitif tentang keagamaan, apalagi yang berbeda aliran/kepercayaan, tidak perlu dipersoalkan atau digossipkan.
Agama itu hal yang harusnya membuat kita bahagia, nyaman, dan sukacita, layaknya humor (ala Gus Dur).
Marilah seluruh umat beragama yang ada di Indonesia menjadi umat yang ramah, bukan pemarah. Agama adalah nilai penting di dalam semangat Pembangunan Indonesia yang humanis, berintegritas, dan bermartabat. Merdeka! ðŸ‡®ðŸ‡©ðŸ‡®ðŸ‡©ðŸ‡®ðŸ‡©ðŸ‡®ðŸ‡©

Tidak ada komentar:

Posting Komentar