Kamis, 27 Juni 2019

Perlengkapan Senjata Allah (Efesus 6:10-20)

Sumber : Internet

Minggu-6 Set.Trinitatis, 28 Juli 2019

Epistel : Efesus 6:10-20


Pendahuluan
Foulkes (1991) menyatakan kalau Surat Paulus pada Jemaat di Filipi ini dituliskannya ketika ia berada di dalam penjara. Paulus prihatin dengan kondisi jemaat di Efesus. Situasi jemaat di Efesus saat itu sedang kurang kondusif, khususnya dari yang berlatar belakang Yahudi dan non-Yahudi. Ancaman perpecahan internal terpampang di depan jikalau persoalan tidak segera dikendalikan. Selain itu, tantangan dari luar yaitu sihir dan berhala datang mengancam komunitas umat percaya di Efesus. Karenanya, Paulus mengingatkan jemaat di sana bahwa mereka itu anak-anak terang Allah. Penting bagi jemaat di Efesus untuk meninggikan nama Yesus, di samping membangun komunitas di dalam persatuan tubuh Kristus dengan ragam karunia yang mereka miliki.  Hal ini didukung oleh Abineno (1997) yang memberikan informasi tambahan tentang surat ini sebagai nasehat Paulus pada jemaat di sana untuk menghayati rencana Allah atas dunia ini di dalam Yesus Kristus.

Pembahasan
            Paulus berharap agar jemaat di Efesus tetap kuat di dalam pergumulan yang dialaminya. Kekuatan yang mereka andalkan harus di dalam kuasa Tuhan (ay.10). Mengenai “kuasa” yang dimaksudkan oleh Paulus, hal itu telah dijelaskannya di bagian awal suratnya. Di Efesus 1:19b-23, kuasa yang ada pada Yesus merupakan kuasa dari Allah melalui kebangkitan-Nya dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Nya di surga, lebih tinggi dari pemerintah dan penguasa serta kerajaan yang ada di dunia. Paulus meminta umat percaya untuk tidak terpengaruh dari hal-hal jahat yang dapat merusak persekutuan jemaat di Efesus. Semua itu dikatakan Paulus merupakan muslihat dari Iblis yang harus dilawan. Supaya kita dapat bertahan dari muslihat jahatnya, Paulus mengajak umat percaya untuk mengenakan seluruh persenjataan Allah (ay.11). Ketika menggunakan istilah persenjataan, Paulus sesungguhnya sedang membangun perspektif kalau usaha umat percaya untuk melawan muslihat Iblis itu sama dengan seorang yang sedang berperang melawan musuh di medan tempur. Namun, peperangan yang dimaksud Paulus hanya gambaran bukan soal fisik yang terdiri dari darah dan daging. Gambaran muslihat Iblis yang dimaksud Paulus perlu diperangi ada pada pemerintah, penguasa, penghulu dumia gelap, dan roh jahat di udara (ay.12).
            Perlengkapan senjata Allah sangat diperlukan oleh umat percaya untuk berperang melawan muslihat Iblis karena itulah yang membuat kita sanggup melawannya dan tetap berdiri tegap sekalipun penuh bahaya (ay.13).Umat percaya tidak boleh kalah. Ikat pinggang mereka adalah kebenaran, dan baju zirah mereka adalah keadian (ay.14). Fungsi ikat pinggang pada baju perang di masa itu adalah menjaga baju zirah untuk tetap melekat pada tubuh serta mengikat pedang. Bila ditafisrkan secara konteksnya, Paulus memaksudkan muslihat Iblis tidak akan bisa merusak persekutuan umat Tuhan bila mereka hidup di dalam kebenaran. Karena, kebenaran itulah yang mendatangkan keadilan bagi semua orang. Muslihat Iblis memang sering datang di dalam cara-cara manipulatif/memperdaya seseorang melalui fakta yang diputarbalikkan, sehingga tidak ada lagi keadilan diakibatkannya. Karena itu, Paulus meminta umat percaya di Efesus untuk selalu berjalan di dalam kerelaan untuk memberitakan Injil yang damai sejahtera (ay.15).
            Paulus melihat cara umat di Efesus bertahan dari serangan muslihat Iblis adalah dengan menangkisnya dengan perisai iman (ay.16). Iman ini sangat krusial bagi mereka yang percaya kepada Yesus. Karena, Yesus pernah mengatakan pada seorang perempuan sakit pendarahan yang menjamah-Nya dan sembuh, “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pulanglah dengan selamat”. Paulus menggambarkan firman Allah sebagai ketopong keselamatan dan pedang Roh. Ini sangat menarik karena Paulus melihat dua sisi fungsi dari firman Allah, pertama sebagai hadiah mahkota keselamatan dan satu lagi sebagai senjata bermata dua yang lebih tajam dari pedang apapun yang sanggup menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi dan sumsum dan sanggup membedakan pertimbangan hati dan pikiran (bnd.Ibr.4:12). Paulus juga memohon pada jemaat di Efesus untuk hidup di dalam pengharapan melalui doa permohonan yang dipanjatkan. Akan tetapi, doa yang dimaksud Paulus harus sungguh-sungguh, di mana doa itu dipanjatkan tiap waktu di dalam Roh. Paulus meminta jemaat Efesus mendoakan orang Kudus dan dirinya yang sedang berada di penjara, sehingga dikaruniakan keberanian dan perkataan benar. Paulus ingin dirinya senantiasa membukakan mulutnya untuk memberitakan Injil dengan setia seumur hidupnya (ay.18-20).

Renungan
            Di dalam kehidupan ini, kita pun sering mendapatkan tantangan dari muslihat Iblis. Inilah yang diminta Paulus bagi kita umat percaya di masa kini supaya dengan berani kita memeranginya. Yesus sendiri pernah dicobai oleh muslihat Iblis, tapi Dia berhasil menang (bnd.Mat.4:1-11; Luk.4:1-14). Kita pun sebagai pengikut Kristus harus mampu menang melawan muslihat Iblis itu. Karenanya, kita diberikan tips untuk menghadapi muslihat Iblis, yaitu tinggal di dalam kuasa Tuhan, tetap melakukan kebenaran dan keadilan sekalipun di tengah situasi rumit, memiliki hati yang rela memberitakan hal sukacita/damai sejahtera, setia di dalam iman, selalu mengandalkan firman Allah, dan tidak putus-putusnya berdoa bagi perkabaran Injil.
            Kewaspadaan kita sebagai pengikut Kristus harus ditingkatkan, karena musuh kita, yaitu muslihat Iblis, adalah sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Dalam contoh kehidupan sehari-hari, salah satunya bisa kita lihat dari bagaimana seseorang yang dengan maksud terselubung menggunakan nama Tuhan tetapi tujuannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Ini merupakan muslihat Tuhan yang tampak di tengah masyarakat, bahkan di tengah gereja kita sendiri. Seolah-olah mendatangkan kebaikan, tetapi hasilnya adalah perpecahan.

Diskusi
1.      Pernahkah Anda menjumpai salah satu muslihat Iblis di tengah-tengah kehidupan Anda?
2.      Bagaimana cara Anda untuk menghadapi muslihat Iblis itu?
3.      Menurut Anda, efektifkah saran Paulus tentang Perlengkapan Rohani itu ketika menghadapi muslihat Iblis?

Pdt.Theodorus B.Sibarani, S.Si-Teol, M.Kessos
GKPI Ressort Sumbul & Plt.GKPI Ressort Jumaramba
Wilayah IV : Dairi-Tanah Karo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar