Sumber : Internet |
Minggu-6
Set.Trinitatis, 28 Juli 2019
Epistel : Efesus
6:10-20
Pendahuluan
Foulkes (1991) menyatakan kalau Surat
Paulus pada Jemaat di Filipi ini dituliskannya ketika ia berada di dalam
penjara. Paulus prihatin dengan kondisi jemaat di Efesus. Situasi jemaat di
Efesus saat itu sedang kurang kondusif, khususnya dari yang berlatar belakang
Yahudi dan non-Yahudi. Ancaman perpecahan internal terpampang di depan jikalau
persoalan tidak segera dikendalikan. Selain itu, tantangan dari luar yaitu sihir
dan berhala datang mengancam komunitas umat percaya di Efesus. Karenanya,
Paulus mengingatkan jemaat di sana bahwa mereka itu anak-anak terang Allah.
Penting bagi jemaat di Efesus untuk meninggikan nama Yesus, di samping
membangun komunitas di dalam persatuan tubuh Kristus dengan ragam karunia yang
mereka miliki. Hal ini didukung oleh Abineno
(1997) yang memberikan informasi tambahan tentang surat ini sebagai nasehat
Paulus pada jemaat di sana untuk menghayati rencana Allah atas dunia ini di
dalam Yesus Kristus.
Pembahasan
Paulus berharap agar jemaat di
Efesus tetap kuat di dalam pergumulan yang dialaminya. Kekuatan yang mereka
andalkan harus di dalam kuasa Tuhan (ay.10). Mengenai “kuasa” yang dimaksudkan
oleh Paulus, hal itu telah dijelaskannya di bagian awal suratnya. Di Efesus
1:19b-23, kuasa yang ada pada Yesus merupakan kuasa dari Allah melalui
kebangkitan-Nya dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Nya di surga, lebih tinggi
dari pemerintah dan penguasa serta kerajaan yang ada di dunia. Paulus meminta
umat percaya untuk tidak terpengaruh dari hal-hal jahat yang dapat merusak
persekutuan jemaat di Efesus. Semua itu dikatakan Paulus merupakan muslihat
dari Iblis yang harus dilawan. Supaya kita dapat bertahan dari muslihat
jahatnya, Paulus mengajak umat percaya untuk mengenakan seluruh persenjataan
Allah (ay.11). Ketika menggunakan istilah persenjataan, Paulus sesungguhnya
sedang membangun perspektif kalau usaha umat percaya untuk melawan muslihat
Iblis itu sama dengan seorang yang sedang berperang melawan musuh di medan
tempur. Namun, peperangan yang dimaksud Paulus hanya gambaran bukan soal fisik
yang terdiri dari darah dan daging. Gambaran muslihat Iblis yang dimaksud
Paulus perlu diperangi ada pada pemerintah, penguasa, penghulu dumia gelap, dan
roh jahat di udara (ay.12).
Perlengkapan senjata Allah sangat
diperlukan oleh umat percaya untuk berperang melawan muslihat Iblis karena
itulah yang membuat kita sanggup melawannya dan tetap berdiri tegap sekalipun
penuh bahaya (ay.13).Umat percaya tidak boleh kalah. Ikat pinggang mereka
adalah kebenaran, dan baju zirah mereka adalah keadian (ay.14). Fungsi ikat
pinggang pada baju perang di masa itu adalah menjaga baju zirah untuk tetap
melekat pada tubuh serta mengikat pedang. Bila ditafisrkan secara konteksnya,
Paulus memaksudkan muslihat Iblis tidak akan bisa merusak persekutuan umat
Tuhan bila mereka hidup di dalam kebenaran. Karena, kebenaran itulah yang
mendatangkan keadilan bagi semua orang. Muslihat Iblis memang sering datang di
dalam cara-cara manipulatif/memperdaya seseorang melalui fakta yang
diputarbalikkan, sehingga tidak ada lagi keadilan diakibatkannya. Karena itu,
Paulus meminta umat percaya di Efesus untuk selalu berjalan di dalam kerelaan
untuk memberitakan Injil yang damai sejahtera (ay.15).
Paulus melihat cara umat di Efesus
bertahan dari serangan muslihat Iblis adalah dengan menangkisnya dengan perisai
iman (ay.16). Iman ini sangat krusial bagi mereka yang percaya kepada Yesus.
Karena, Yesus pernah mengatakan pada seorang perempuan sakit pendarahan yang
menjamah-Nya dan sembuh, “Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pulanglah dengan selamat”. Paulus menggambarkan
firman Allah sebagai ketopong keselamatan dan pedang Roh. Ini sangat menarik
karena Paulus melihat dua sisi fungsi dari firman Allah, pertama sebagai hadiah
mahkota keselamatan dan satu lagi
sebagai senjata bermata dua yang lebih
tajam dari pedang apapun yang sanggup menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi dan sumsum dan sanggup membedakan pertimbangan hati dan pikiran
(bnd.Ibr.4:12). Paulus juga memohon pada jemaat di Efesus untuk hidup di dalam
pengharapan melalui doa permohonan yang dipanjatkan. Akan tetapi, doa yang
dimaksud Paulus harus sungguh-sungguh, di mana doa itu dipanjatkan tiap waktu
di dalam Roh. Paulus meminta jemaat Efesus mendoakan orang Kudus dan dirinya
yang sedang berada di penjara, sehingga dikaruniakan keberanian dan perkataan
benar. Paulus ingin dirinya senantiasa membukakan mulutnya untuk memberitakan
Injil dengan setia seumur hidupnya (ay.18-20).
Renungan
Di dalam kehidupan ini, kita pun
sering mendapatkan tantangan dari muslihat Iblis. Inilah yang diminta Paulus
bagi kita umat percaya di masa kini supaya dengan berani kita memeranginya.
Yesus sendiri pernah dicobai oleh muslihat Iblis, tapi Dia berhasil menang
(bnd.Mat.4:1-11; Luk.4:1-14). Kita pun sebagai pengikut Kristus harus mampu
menang melawan muslihat Iblis itu. Karenanya, kita diberikan tips untuk menghadapi
muslihat Iblis, yaitu tinggal di dalam kuasa Tuhan, tetap melakukan kebenaran
dan keadilan sekalipun di tengah situasi rumit, memiliki hati yang rela
memberitakan hal sukacita/damai sejahtera, setia di dalam iman, selalu
mengandalkan firman Allah, dan tidak putus-putusnya berdoa bagi perkabaran
Injil.
Kewaspadaan kita sebagai pengikut
Kristus harus ditingkatkan, karena musuh kita, yaitu muslihat Iblis, adalah
sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Dalam contoh kehidupan sehari-hari, salah
satunya bisa kita lihat dari bagaimana seseorang yang dengan maksud terselubung
menggunakan nama Tuhan tetapi tujuannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Ini
merupakan muslihat Tuhan yang tampak di tengah masyarakat, bahkan di tengah
gereja kita sendiri. Seolah-olah mendatangkan kebaikan, tetapi hasilnya adalah
perpecahan.
Diskusi
1.
Pernahkah
Anda menjumpai salah satu muslihat Iblis di tengah-tengah kehidupan Anda?
2.
Bagaimana
cara Anda untuk menghadapi muslihat Iblis itu?
3.
Menurut
Anda, efektifkah saran Paulus tentang Perlengkapan Rohani itu ketika menghadapi
muslihat Iblis?
Pdt.Theodorus B.Sibarani, S.Si-Teol, M.Kessos
GKPI Ressort Sumbul & Plt.GKPI Ressort Jumaramba
Wilayah IV : Dairi-Tanah Karo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar