Khotbah di Sie.Perempuan GKPI JKJK, 14 Agustus 2015
Kisah Para Rasul 9 : 36 - 42
Tabita /Dorkas (ilustrasi: jeniuscaraalkitab.com) |
Seksi Perempuan GKPI JKJK yang dikasihi oleh Tuhan!
Dijelaskan dalam nas, Tabita memiliki nama lain yaitu Dorkas
(ay.36). Namun, bukan hal itu yang ingin diceritakan dari kitab Kisah Para
Rasul. Hal yang ingin diceritakan adalah Tabita, seorang perempuan yang baik
dan rajin memberi sedekah, meninggal dunia. Fakta ia meninggal diperjelas
dengan gambaran bahwa ia telah dimandikan dan mayatnya di baringkan di ruang
atas (ay.37). Ada banyak orang yang menangisi kepergiannya. Setidaknya, itu
terlihat dari bagaimana banyak orang yang menunjukkan baju yang pernah dipakai
dan pakaian yang dibuatnya saat ia masih hidup (ay.39). Sangking cintanya banyak
orang pada dirinya, ada sekelompok orang yang berusaha untuk menunda
“kepergiannya”. Caranya adalah dengan memanggil Petrus, murid Yesus yang
dikenal dapat membuat mukjizat, yang diketahui sedang berada di Lida di mana
jaraknya tidak terlalu jauh dari Yope (ay.38). Mereka pun mengutus dua orang
untuk menjumpai Petrus sembari berusaha menghadirkannya segera walaupun mungkin
terkesan sudah terlambat.
Seksi Perempuan GKPI JKJK yang dikasihi oleh Tuhan!
Hal yang unik adalah dua orang itu sudah mengetahui bahwa
Tabita sudah mati. Namun, mereka meminta untuk Petrus datang segera (ay.38).
Petrus menyetujui dan segera berkemas untuk pergi bersama mereka. Mungkin,
keganjalan Petrus terjawab mengapa mereka berpikir tidak masuk akal setelah
melihat betapa banyak orang yang kehilangan Tabita. Orang banyak
menunjuk-nunjukkan baju dan pakaian Tabita pada Petrus (ay.39). Sebagai orang
Yahudi, Petrus tentu paham bahwa orang yang menangis di rumah duka merupakan
orang bayaran untuk menangis. Tetapi, ekspresi orang yang ada di rumah duka itu
berbeda dari orang bayaran. Inilah yang mendorong Petrus untuk menolong Tabita.
Petrus pun berdoa pada Tuhan agar Tabita dibangkitkan kembali (ay.40). Dan,
Tabita pada akhirnya dibangkitkan oleh Tuhan melalui perantara Petrus (ay.41).
Namun, hal yang terpenting sebenarnya adalah Tabita dibangkitkan oleh cinta
banyak orang yang sungguh-sungguh mengasihinya.
Seksi Perempuan GKPI JKJK yang dikasihi oleh Tuhan!
Belajar dari kisah
Tabita, bagaimanakah orang lain melihat kita? Adakah kita menjadi sosok yang
dikasihi? Adakah kita menjadi sosok yang dirindukan? Kita tentu tidak bisa
mengukurnya sendiri. Akan terlalu subjektif bila kita menilai sendiri. Namun, kita
sesekali perlu untuk mengukur arti hadir kita di hadapan orang lain. Mengapa?
Agar kita dapat instropeksi diri! Kita dapat memerhatikan tanda-tanda kecil
apakah kita diterima atau ditolak. Misalnya saja, apabila kita berada di
tengah-tengah orang banyak, adakah orang banyak itu tertawa lepas bersama kita?
Adakah mereka senang bercerita dan berkomunikasi dengan kita? Apabila orang
banyak yang ada di sekitar kita tidak bisa tertawa bersama dengan kita, artinya
kita memiliki persoalan dengan keberadaan kita. Begitu pula, jika dengan
kehadiran kita, tiba-tiba orang banyak yang berkumpul satu per satu pergi
meninggalkan kita, itu tandanya kita tidak diterima. Jika memang kehadiran kita benar-benar tidak
disukai, maka kita jangan berpikir hidup kita sudah berakhir. Tidak! Kita dapat
menginstropkesi diri dengan memerhatikan secara detail apa perilaku kita yang
kurang baik selama ini. Apakah kita berbicara terlalu meninggi? Atau, terlalu
membual? Atau, tidak dapat dipercaya? Atau, suka membicarakan orang lain? Kita
dapat menguraikan kekurangan kita satu per satu lalu memperbaikinya. Akan
tetapi, apabila kita diterima dalam komunitas, bahkan sangat diterima, kita
jangan lekas berpuas diri. Kita juga masih dapat menginstropeksi diri kita.
Kita benahi kekurangan kita dan kita pertahankan apa yang baik dari kita. Kebangkitan
Tabita dari kematian membuktikan bahwa kematian dapat dikalahkan dengan
cinta/kasih. Tuhan memberkati kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar