Selasa, 27 Desember 2011

Menggali Makna Natal


Tulisan ini bukanlah perdebatan teologis atas verifikasi fakta di balik kisah Natal, melainkan suatu usaha dalam memahami makna dari suatu peristiwa yang dikeramatkan. Natal secara sederhana dipahami sebagai kisah kelahiran seorang pemuda Yahudi yang bernama Yesus, yang kemudian menjadi seorang tokoh sentral dalam Kekristenan. Sejauh ini, umat Kristen memahami Natal sebagai lawatan Allah dalam inkarnasi Yesus ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari jurang dosa. Pertanyaannya adalah apakah itu makna Natal yang sesungguhnya?

Dalam Yohanes 3 : 16, disebutkan: "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal". Dari ayat ini, banyak dari umat Kristen memahami bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah sebagai bentuk kasih Allah terhadap dunia. Secara sederhana, dalam konsep umum iman Kristen mengenai peristiwa Natal adalah sebagai berikut:

ALLAH -> Kasih -> Yesus Kristus -> Penyelamatan Manusia dari Dosa Cemar -> Hidup Kekal

Pertanyaannya kembali, apakah ini makna Natal yang sesungguhnya?

Secara pribadi, saya harus mengakui bahwa saya merasakan kehilangan semangat Natal semenjak memasuki dunia akademis teologi. Ada banyak fakta mengejutkan yang saya dapatkan di seputar peristiwa Natal. Walaupun begitu, sepanjang tahun ketika tiba di hari Natal, saya berusaha untuk merefleksikan apa itu makna Natal yang sesungguhnya. Tahun ini saya mendapatkan suatu pemahaman baru tentang peristiwa Natal. Bagi saya, Natal merupakan suatu peristiwa iman, yang tidak perlu benar secara fakta, tetapi mengandung pesan moral yang mendalam pada muatannya. Kelahiran Yesus di dunia dapat dimulai dari pemahaman bahwa dunia tengah krisis dimensi kemanusiaan. Hal itu terlihat mulai dari penindasan pada masa kolonialisme, diskriminasi berdasarkan kasta sosial, sampai monopoli unsur tokoh agama dalam memperluas pengaruhnya di dalam negara. Ketika Yesus diberitakan lahir di kandang domba, hal yang harus dilihat adalah penekanan unsur kekurangan dari tokoh Yesus. Mengapa Yesus harus lahir di kandang domba di dalam palungan?

Dalam pemahaman teologis, saya melihat bahwa lawatan Tuhan itu dimulai dari menyapa unsur yang terkecil, yang melambangkan kelemahan / kekurangan. Tuhan menyapa manusia lewat kelemahan/kekurangannya untuk mengubah dunia. Ini adalah logika berpikir terbalik secara agama, mengapa Tuhan memilih lokasi yang memprihatinkan atas kunjungan-Nya? Pokok teologisnya tentu ingin mengatakan bahwa Tuhan ada pada orang yang lemah / kekurangan (miskin). Jikalau Tuhan saja peduli kepada mereka, mengapa kita sebagai manusia tidak mempedulikan mereka? Jadi, makna pertama yang kita dapatkan dari kisah Natal ini adalah kepekaan sosial.

Hal kedua, apa makna di balik Yesus lahir tanpa unsur campur tangan manusia, seperti persetubuhan? Laki-laki hanya dapat lahir jika mendapat sumbangan kromosom dari laki-laki saat peristiwa pembuahan terjadi, karena kromosom perempuan hanya mengandung unsur X (wanita) sedangkan pada laki-laki tidak hanya mengandung X, tetapi juga Y (laki-laki). Ketika Yesus sebagai seorang laki-laki yang lahir tanpa campur tangan manusia, sebenarnya ingin mengatakan bahwa Tuhan dapat menunjukkan kuasa-Nya tanpa campur tangan laki-laki sekalipun. Selama ini, stereotype yang berkembang dalam masyarakat, bahwa laki-laki itu superioritas dan wanita hanya warga kelas dua saja. Hal itu juga terlihat dalam kisah Adam-Hawa, bahwa Adam menuduhkan bahwa wanitalah yang telah menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa, dan Tuhan menghukum wanita lebih berat dari laki-laki. Dalam peristiwa kelahiran Yesus ke dunia, secara iman ingin menentang bahwa laki-laki adalah superior dibandingkan wanita. Tanpa ada Maria (wanita), tidak akan ada keselamatan secara iman, karena wanitalah yang mengandung Sang Juruselamat itu. Dengan demikian, makna kedua yang kita dapat adalah Tuhan menggunakan wanita sebagai alat kekuasaan-Nya.

Hal ketiga dan sekaligus yang terakhir adalah apa makna di balik keinginan Herodes ingin membunuh Yesus (bayi)? Tentu ini berbicara soal keadilan. Herodes tidak ingin disaingi mendengar orang Majus yang meramal kehadiran seorang Raja baru telah tiba di dunia. Karena cemburu, Herodes membunuh bayi yang baru saja lahir. Ini sungguh tidak adil, mengapa persoalan psikis dari Herodes dapat menciptakan hal yang buruk kepada bayi beserta keluarganya? Pada akhirnya, Yesus dalam keadaan bayi dapat terselamatkan setelah melarikan diri. Dengan demikian terlihat bahwa kisah kelahiran ini ingin menyatakan bahwa keadilan akan terjadi karena kebenaranlah pada akhirnya yang akan menang. Selamatnya Yesus dari penindasan kejam, menunjukkan bahwa perjuangan keadilan akan dimulai oleh Yesus di tengah-tengah dunia.

Kesimpulannya adalah dalam peristiwa Natal kita melihat ada isu kepekaan sosial, isu kesetaraan gender dan terakhir adalah isu keadilan. Semuanya bermuara oleh lawatan Tuhan ke tengah-tengah dunia, sehingga kita bisa berbicara kesejahteraan, persoalan hukum dan sikap kebajikan di tengah-tengah kehidupan. Jadi, Natal bagi saya bukanlah suatu selebrasi semalam suntuk, ucapan lewat SMS, telepon, jejaring sosial, atau juga rutinitas sekali setahun setiap 25 Desember, melainkan suatu peristiwa iman yang mendorong kita setiap hari untuk menciptakaan kesejahteraan lewat kepekaan sosial, isu gender dalam kaitannya dengan kebajikan di tengah masyarakat serta keadilan yang erat soalnya dengan hukum. Singkatnya, Natal itu adalah aksi nyata bukanlah teori tulisan atau juga perkataan, bukanlah sekali setahun tetapi setiap hari. Memang peristiwa iman masih diragukan objektivitasnya secara ilmiah, tetapi sangat banyak memepengaruhi peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selamat Natal bagi kita semua. Everyday is Christmas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar