Salah satu lagu Kristen yang populer di dunia adalah "It Is
Well with My Soul". Ada banyak versi cerita mengenai latar belakang
tercetusnya lagu tersebut. Saya akan mencoba merangkumkan berbagai versi
itu dalam satu tulisan. Menurut kisah yang beredar, lagu "It Is Well
with My Soul" tercipta berdasarkan pengalaman traumatis yang dialami
oleh Horatio Spafford, di mana dia adalah seorang praktisi hukum
sekaligus pengajar di kota Chicago. Di tengah aktivitasnya yang padat
dalam pekerjaan, Spafford memilih untuk menjadi seorang penatua di
gereja presbitarian. Spafford memiliki isteri yang bernama Anna, di mana
mereka dikaruniakan empat orang anak. Pada saat liburan tiba, tepatnya
bulan November 1873, Spafford dan keluarga ingin berlibur ke Eropa
(banyak tulisan yang mengacu Inggris sebagai negara tujuan mereka). Di
tengah rencana tersebut, Sapfford mengubah sedikit rencana liburan
keluarganya. Dia memutuskan untuk berangkat belakangan karena
kepentingan bisnis investasi properti yang harus dikerjakannya. Spafford
memang perlu mendapatkan banyak uang, mengingat krisis ekonomi
perusahaannya tahun 1873 akibat kebakaran besar.
Isteri dan keempat anak Spafford berangkat dengan menggunakan
transportasi kapal laut, Ville de Havre. Memasuki wilayah Eropa, kabut
tebal menyelimuti wilayah tersebut sehingga kapal Ville de Havre
bertabrakan dengan kapal lainnya. Dari 226 penumpang yang ada,
diberitakan korban selamat ada 87 orang, di antaranya Anne, isteri
Spafford. Sedangkan keempat anak mereka meninggal dunia tenggelam di
samudera dalam. Anna langsung mengirimkan telegram, yang saat ini isinya
diketahui "selamat sendirian". Menerima kabar itu, Spafford begitu
terpukul. Sembari menatap lautan luas, dia membayangkan kalau keempat
anaknya tengah bermain di antara gelombang-gelombang laut. Dengan
ketabahan yang dimiliki, Spafford menuliskan kalimat "When peace like a river, attendeth my way. When sorrows like sea billows roll, whatever my lot, Thou hast taught me to know, It is well with my soul"
(terjemahan: ketika damai itu seperti suatu sungai yang mengalir dalam
perjalananku, ketika penderitaanku layaknya gulungan ombak di lautan,
entah bagaimanapun nasibku, Kau telah mengajarkanku untuk memahami,
semuanya baik untuk jiwaku)
Hal yang menarik dari penderitaan yang dialami oleh Spafford adalah
ketika diperhadapkan dengan kondisi terburuk, dia menggawali
pernyataannya dengan kalimat "bila damai seperti suatu sungai...". Di
sini terlihat betapa luar biasanya pengakuan dari Spafford, di mana dia
masih dapat mengatakan hatinya damai seperti sungai. Tidak seperti
kebanyakan manusia, ketika mendapatkan hal terburuk dalam hidup, yang
keluar adalah kata-kata hujatan dan keluh kesah. Keyakinan Spafford
ditutup dengan pernyataan pengalaman spritualitasnya, "Kau telah
mengajarkanku untuk memahami semuanya baik untuk jiwaku". Tentu
pernyataan spirtual Spafford ini memiliki makna mendalam. Kalimat itu
tentu diilhami oleh Spafford akan pengalaman Ayub yang ditimpa bencana
maha dahsyat, namun tetap ikhlas dan tulus. Dalam pendekatan psikologi
pastoral, apa yang dilakukan oleh Spafford adalah berdamai dengan
permasalahannya. Berdamai dengan masalah itu sangat rumit, karena harus
rela melepaskan apa yang telah kita miliki dan kita cintai sekian
lamanya. Satu kata yang dapat kita pelajari dalam cerita ini saat
diperhadapkan dengan masalah yang sangat besar adalah Lepaskahlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar