Ternyata waktu berputar,
sampai aku tiada sadar,
24 tahun lalu aku hadir.
Kupejam mata sejenak,
kubunuh pikiran sesak,
hingga doa pun tergalak.
Dalam doa gencar,
pada hati yang tawar,
berharap Tuhan mendengar.
Kuatnya keyakinan,
tidak sekedar iman,
semuanya kuaminkan!
tiada kue dan lilin,
dalam malam yang dingin,
hanya sepi menjadi teman.
Pada hati bersyukur,
dengan pikiran terukur,
'ku hitung umur.
Terima kasih Tuhan,
atas setiap kesempatan,
hingga aku dua puluh empat tahun.
Dua puluh empat bukanlah usia tua,
apalagi manula,
malah pemuda.
mimpi indah datang,
walau aral melintang,
sampai aku pemenang,
karena I'm still young!